Syahida.com – Kaum perempuan biasanya terkena penyakit suka mengobrol dan cerewet. Mereka senang memainkan peran penasihat, pengarah, atau peran pengasuh yang paling disukai untuk perempuan lain yang lebih muda atau yang seumur dengannya.
Seorang ibu dengan naluri fitrah, tabiat alami, dan posisinya suka menasihati anak-anak perempuan, saudara-saudara perempuannya yang lebih muda, dan semua perempuan yang dekat dengannya. Dia juga suka memberikan nasihat kepada para perempuan yang memiliki hubungan yang jauh dengannya dan yang lebih muda darinya.
Begitu juga halnya kakak perempuan, bibi, tetangga, dan teman, juga para sanak kerabat perempuan dan teman-teman perempuan. Semua perempuan melakukan tugas sebagai penasihat dan pengarah bagi setiap perempuan yang ada di sekitarnya, yang umurnya lebih muda darinya, atau umurnya berdekatan dengannya. Ini adalah sebuah perkara yang alami.
Akan tetapi, perkara yang paling banyak menghiasi hal ini adalah tenggelam dalam pembicaraan, obrolan, dan ucapan yang secara zahirnya merupakan sebuah nasihat dan arahan. Sementara itu, secara bathin, mengundang perhatian perempuan yang lebih sedikit pengalamannya kepada sesuatu yang dapat memperkeruh suasana hati dan suasana keluarganya. Juga, akan semakin memperkukuh akar-akar perpecahan dan rasa jauh antara dia dan suaminya atau antara dia dan semua orang yang ada di sekitarnya.
Seorang perempuan terkadang membuka telinga dengan mengira bahwa nasihat dan arahan yang dia dengar ini adalah demi kepentingannya. Dia sangat yakin bahwa nasihat dan arahan ini diberikan demi kepentingannya, kepentingan keluarganya, dan demi kelanjutan dan kestabilan hubungan pernikahannya.
Juga demi kepentingan harga diri dan posisinya di dalam rumah dan di dalam keluarga, terutama jika dia tinggal bersama mertua atau keluarga suami. Yang mendorong istri atau suami untuk terus mendengarkan dan melaksanakan nasihat serta arahan dengan penuh kecermatan, saksama, dan segera jika nasihat terus diberikan oleh ibu, bibi, dan sebagainya.
Bisa jadi si juru nasihat mengiaskan pengalamannya dengan pengalaman orang yang dia berikan nasihat ini. Atau dia komparasikan kondisi orang yang diberikan nasihat dengan kondisi dirinya. Padahal, kondisi dan keadaan kedua orang ini saling berbeda. Perempuan yang diberikan nasihat menyerap semua kalimat yang dia dengarkan serta semua sudut pandang yang diberikan oleh si penasihat tersebut.
Akibat hal ini, muncullah perselisihan antara dia dan suaminya, secara sengaja ataupun secara tidak sengaja. Kemudian, mulailah muncul tanda-tanda keretakan dan kehancuran pada keluarga yang mengancam keberadaannya, serta menghancurkan keharmonisan di antara suami istri.
Oleh karena itu, seorang istri tidak boleh membuka telinganya untuk mendengarkan omongan perempuan yang berada di sekitarnya. Omongan mereka itu hanya membuat keruh kejernihan hubungan di antara dia dengan suaminya. Mereka rusak perkara dan kehidupan keluarga, dengan beberapa nasihat khusus mereka, yang sesuai dengan pandangan khusus mereka. Yang kebanyakannya adalah perkara yang merusak, yang dibungkus dalam baju nasihat. Atau penyemaian bagi bibit-bibit bungkus dalam baju nasihat. Atau penyemaian bagi bibit-bibit fitnah, keretakan, perselisihan, perpisahan, dan pertikaian yang dibungkus di dalam baju arahan, nasihat dan petunjuk.
Oleh karena itu, wahai istriku, kehidupan kita hanyalah milik kita berdua saja. Perselisihan yang terjadi di antara kita harus kita selesaikan secara intern, dengan jiwa yang dipenuhi kasih sayang, saling memahami, saling dekat, dan demi kepentingan bersama.
Tidak ada alasan bagimu untuk mendengarkan omongan perempuan lain. Tidak ada perlunya kau buka telingamu untuk mendengarkan omongan mereka yang tidak menguntungkan dan dapat merusak hubungan di antara kita, baik secara dekat maupun secara jauh.
Nasihat dan arahan yang datang jauh dari pengalaman kita, dari luar keluarga kita, dan dari luar lingkup keluarga kita tidak memiliki faedah yang banyak yang dapat dipetik atau memberikan banyak harapan yang kita tunggu-tunggu.
Merasa takutlah kau kepada Allah. Janganlah kau buka telinga agar tidak sampai terbuka pintu keburukan di antara kita, yang datang melalui jalan mendengarkan omongan orang lain. Yang datang melalui mendengarkan bisikan dan omongan rusak serta arahan mereka yang biasanya tidak mendatangkan kebaikan. [Syahida.com/ANW]
====
Sumber: Kitab Istriku Dengarlah Aku Bertutur, Asy-Syawadifi al-Baz. Penerbit; Gema Insani