Khadijah Binti Khuwailid, Shohabiyah yang Dijamin Masuk Surga (Bagian ke-13): Khadijah dan Aisyah

Ilustrasi. (Foto : createwebquest.com)

Ilustrasi. (Foto : createwebquest.com)

Syahida.com – Imam Masruq bin Ajda’ Al-Hamadani adalah ulama hebat kalangan tabi’in. Jika bercerita tentang Aisyah, dia menyebutkan, “Wanita terpecaya; putri dari pria terpercaya; wanita kesayangan Rasulullah; wanita yang namanya dibersihkan oleh Allah secara langsung; pernah bercerita kepada kami…seperti ini dan seperti begini.”

Aisyah, sang wanita terpercaya ini, yang menempati posisi khusus di hati Rasulullah, pernah berbicara tentang Khadijah karena cemburu. Lalu dia dilarang oleh Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam untuk tidak berbicara tentang Khadijah seperti itu, karena Aisyah tidak bisa menempati posisi Khadijah. Khadijah adalah orang pertama yang masuk Islam, memiliki pandangan yang bijak, melindungi Rasulullah. Kemuliaan dan kebaikannya tidak terukur.

Dalam hal ini, Aisyah radhiyallahu ‘anha menceritakan, “Hampir setiap kali berangkat ke luar rumah, Rasulullah bercerita tentang Khadijah dan menyanjungnya. Satu kali, saat beliau berbicara tentang Khadijah, aku berkata, ‘Bukankah dia hanya seorang wanita tua dan Allah telah menggantinya dengan wanita yang lebih baik darinya?!’”

Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam marah dan berkata, “Demi Allah, tidak akan ada yang lebih baik darinya. Ia beriman saat orang lain kafir. Ia percaya kepadaku saat orang lain mendustakanku. Ia membantuku dengan hartanya saat orang lain tidak. Dia melahirkan anak-anakku dan yang lain tidak.”

Aisyah berkata, “Setelah itu, aku tidak berbicara tentang Khadijah dengan nada ejekan.” (HR. Ahmad dan Thabarani) [1]

Ummul Mu’minin Aisyah juga meriwayatkan, “Aku tidak cemburu kepada orang lain seperti cemburuku kepada Khadijah karena Rasulullah sering menyebutnya. (HR. Bukhari, Muslim, dan Tirmidzi)

Dalam paparan terhadap hadits ini, Imam Dzahabi menjelaskan berkah dan kemuliaan Ummul Mu’minin Khadijah radhiyallahu ‘anha.

“Sungguh menakjubkan, seorang Aisyah radhiyallahu ‘anha cemburu kepada wanita tua yang sudah meninggal dunia jauh sebelum Aisyah menikah dengan Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam. Padahal, Aisyah tidak merasa cemburu kepada wanita-wanita lain yang saat itu mendampingi Rasulullah. Inilah rahmat Allah yang diberikan kepada Aisyah dan kepada Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam agar kehidupan rumah tangga mereka tetap tenang.”[2]



Allahu Akbar…Khadijah radhiyallahu ‘anha, sudah lama meninggal dunia, tetapi Rasulullah tetap menyebut namanya! Inilah kemuliaan dari Allah dan kemuliaan itu diberikan kepada siapa saja yang Allah kehendaki.

Ada kemuliaan lain yang dimiliki Khadijah radhiyallahu ‘anha. Satu waktu, seorang wanita tua yang merupakan teman dekat Khadijah radhiyallahu ‘anha berkunjung ke rumah Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam. Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam menjamunya dengan sangat baik, bahkan beliau menggelar serbannya untuk tempat duduk wanita itu. Beliau bertanya kabarnya. Aisyah heran dan berkata kepada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam, “Sampai seperti itu engkau menyambutnya?” Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab, “Dia teman dekat Khadijah. Dahulu, sering datang ke rumah kami. Dia termasuk wanita beriman generasi pertama.”[3]

Aisyah radhiyallahu ‘anha, juga menyebutkan bahwa jika Rasulullah menyembelih kambing, beliau berkata, “Kirimkan ke teman-teman Khadijah.” Beliau juga berkata, “Aku menyayangi orang-orang yang disayangi Khadijah.”

[Syahida.com]

——

Bersambung….

Sumber : Kitab 20 Sirah Shohabiyah yang Dijamin Masuk Surga, Ahmad Khalil Jum`ah

 

[1] Siyar A’lamin Nubala’ 2/117. Mujmauz Zawaid 9/224

[2] Siyar A’lamin Nubala’ 2/165

[3] HR. Hakim dan Baihaqi.

Share this post

PinIt
scroll to top